Category Archives: Berita

BuMa di Jalur Rempah

halo teman-teman, punya puisi tentang rempah, makanan, atau memasak?

bawa yuk ke museum nasional (museum gajah), sabtu 24 oktober 2015, jam 16-17 untuk dibacakan di pameran “jalur rempah: the untold story”.

mau baca puisi sendiri atau puisi orang lain bebas, mau nongkrong-nongkrong saja juga hayuk.

maaf jika pengumumannya mendadak, karena undangannya juga mendadak. 😊

atau, kalau kamu memang nggak bisa hadir, kirimkan saja puisi-puisimu yang sesuai dengan tema rempah/makanan/memasak tadi ke komunitasbungamatahari@gmail.com. siapa tahu bisa dibacakan teman-teman yang datang.

yuk ramaikan!

p.s. biji bunga matahari termasuk rempah juga nggak ya? 🌻🍴

jalur rempah for buma socmed

#puisipertamaku

Setelah BuMa genap berusia 15 tahun pada 19 April 2015 lalu, dan sambil tak sabar menunggu Kangen KebunKata beberapa hari lagi, banyak peristiwa dan kegiatan yang saya alami dan jalankan bersama BuMa muncul kembali dalam ingatan.

Ketika saya menceritakan hal ini kepada Mikael Johani, muncul ide darinya untuk mencari posting pertama di milis BuMa. Ide yang sangat menyenangkan, saya pikir.

Dan saya pun masuk kembali ke milis–rasanya seperti berangkat ke rumah seorang sahabat yang sudah lama tak didatangi–untuk mencari posting tersebut. Isinya ternyata sebuah pesan template dari Yahoo! Groups:

Screen Shot 2015-04-19 at 10.36.46 AM

Posting berikutnya jauh lebih menarik, sebuah puisi karya Danar Pramesti sekaligus puisi pertama yang muncul di milis:

Screen Shot 2015-04-19 at 10.40.29 AM

Dan seperti sekarang kita sering merasa tak bisa menahan diri untuk terus menggulung linimasa media sosial favorit kita, saya akhirnya tak bisa berhenti membaca serentetan pesan sekaligus puisi yang menghiasi minggu-minggu pertama milis BuMa, bahkan terus sampai akhir tahun berdirinya.

Ah, membaca dan menulis puisi di milis. Mungkin pengalaman pertama kebanyakan anak-anak muda (duh, tampaknya sudah harus mulai diakui kalau saya memang tidak muda lagi) sekarang berpuisi di internet adalah lewat Twitter atau Facebook, ya. Jangan-jangan milis itu bentuknya seperti apa sudah banyak yang tidak tahu.

Sehingga akhirnya, setelah membagikan dua posting di atas di halaman Facebook Group BuMa, saya terdorong untuk mengumpulkan puisi demi puisi pertama yang dikirimkan sejumlah anggota pertama milis BuMa di sepanjang tahun 2000.

Inilah beberapa contohnya (yang pertama puisi saya sendiri–oh no!):

Screen Shot 2015-04-19 at 10.41.29 AM

Screen Shot 2015-04-22 at 4.52.19 PM

Screen Shot 2015-04-22 at 4.53.15 PM

Sebenarnya saya bisa melakukan ini selama mungkin. Menyenangkan melihat kembali bagaimana sesuatu itu dimulai. Mungkin karena saya jadi ingat bagaimana saya yang dulu memandang dunianya. Dan berkaitan dengan #BuMa15th ini, membaca puisi-puisi pertama tersebut membuat saya mengingat kembali bagaimana saya dan teman-teman yang pernah, masih, atau baru mulai berpuisi bersama BuMa sangat mencintai puisi. Mungkin karena itulah segala hal yang pertama kali kita lakukan atau alami bisa terasa sangat istimewa.

Sekarang saya jadi penasaran apakah kamu masih ingat puisi yang pertama kamu kirimkan ke milis atau kanal-kanal BuMa lainnya atau bahkan puisi pertama yang pernah kamu tulis seumur hidupmu?

Kalau masih, sambil ikut merayakan #BuMa15th, bagikan yuk ke Facebook Group BuMa atau Twitter/Instagram @PuisiBuMa dan sertakan tagar #puisipertamaku. Bisa berupa baris-baris puisimu atau foto dari puisi tersebut.

FB - BuMa 15th Puisi Pertamaku (2)

Dan silahkan juga menginterpretasikan “pertama” sesukamu, selama puisi yang kamu bagikan tak melanggar hak cipta siapa pun. Karena selalu ada alasan untuk bersenang-senang dengan puisi; karena semua bisa berpuisi!

Gratiagusti Chananya Rompas

Kangen KebunKata | 15 Tahun Komunitas BungaMatahari | 25 April 2015

Hai teman-teman BuMa,

Bulan ini, tepatnya tanggal 19 April, BuMa berulang tahun ke-15. Komunitas ini pertama kali muncul berkat “teknologi” yang bernama milis di tahun 2000. Tetapi, tahun berganti dan teknologi bertambah maju. Sekarang BuMa eksis juga di Facebook, Twitter dan kanal-kanal media sosial lainnya, seperti Youtube, Instagram, G+ dan Tumblr.

Akhirnya banyak anggota BuMa yang hanya aktif di sebagian “kebun” tersebut sehingga sangat mungkin tidak mengenal apalagi akrab dengan anggota yang aktif di tempat lainnya. Dan bicara tentang aktif, setelah 15 tahun berdiri, banyak juga anggota yang dulu lebih sering beredar dibanding sekarang atau baru saja bergabung akhir-akhir ini. Ngobrol secara online saja jarang, apalagi bertemu langsung.

Hal itu sebenarnya bukan masalah, terutama di dalam komunitas yang lahir dan berkegiatan di internet. Hanya saja, kebetulan BuMa juga punya acara pembacaan puisi, alias open mic, yang dulu sempat sangat rutin diadakan tetapi kemudian menjadi semakin jarang beberapa tahun belakangan ini. KebunKata, namanya.

Nah, untuk merayakan ulang tahun BuMa yang ke-15 ini, kami kangen mengadakan KebunKata lagi. Yang dulu rajin ke KebunKata atau justru yang belum pernah menghadiri KebunKata sama sekali bisa melepas rindu plus berkenalan dengan serunya baca puisi di depan sesama pecinta puisi. Tak usah malu-malu karena banyak yang tak tahu malu. 😉

Jadi, yang Kangen KebunKata, kosongkan jadwalmu pada hari Sabtu, 25 April 2015 dan langkahkan kakimu ke SoulKitchen Kemang. Acara ini terbuka bagi siapa saja dan tidak dipungut biaya (kecuali kalau mau minum kopi atau teh, dan ini sangat dianjurkan!). Kita mulai baca-baca puisi dari jam 2 siang sampai puas!

Oya, kalau kamu ingin tampil membawakan satu-dua musikalisasi puisi atau bahkan sejumlah lagu dengan band-mu, silahkan hubungi kami melalui email di komunitasbungamatahari@gmail.com atau kanal-kanal media sosial BuMa supaya bisa kita bicarakan persiapan teknisnya.

Nggak sabar ketemu kalian semua di Kangen KebunKata!

Salam,

TukangKebun

N.B. Silahkan sebarkan pengumuman ini ke siapa saja yang menyukai puisi dan akan tertarik untuk datang. Kamu bisa juga menggunakan e-flyer di bawah ini. Tinggal klik kanan dan simpan gambar. Terima kasih banyak!

FB - Kangen KebunKata BuMa 15thFoto oleh Iskandar Zulkarnaen | Desain oleh Gratiagusti Chananya Rompas